Rabu, 12 September 2012

KESALAHAN-KESALAHAN ORANG TUA YANG MENYEBABKAN ANAK TIDAK SHALEH/SHALEHAH.

KESALAHAN-KESALAHAN ORANG TUA YANG MENYEBABKAN ANAK TIDAK SHALEH/SHALEHAH .

Disampaikan dalam pembekalan kepada Guru Pesantern Kilat dan Orang tua santri (Mushalla Al Ikhlash, Komplek perumahan Vila Asia, Susukan Bojong Gede Kab. Bogor, 23 - 29 Juli 2012)

1. Membiarkan Anak Melakukan Kesalahan.
Orang tua yang tidak bisa mengarahkan pada saat anaknya melakukan kesalahan, berarti aia sama saja      dengan menjerumuskan anaknya pada kesalahan yang akan dilakukan secara terus menerus.

2. Kurang Apresiatif.
Oang tua yang tidak memberikan apresiasi saar anaknya berbuat baik atau   berprestasi walaupun itu prestasi kecil akan mengakibatkan anak merasa tidak diperhatikan saat berbuat baik. Hal ini akan membuatnya enggan melakukan hal positif lainnya.

3. Selalu Melarang Anak.
Perbuatan selalu melarang anak merupakan sebuah sikap tidak baik yang berdampak negatif pada perkembangan kepribadiaan anak dimasa yang akan datang. Anak yang tarlalu banyak dilarang melakukan sesuatu akan menjadi anak yang penakut dan tidak berani bereksplorasi, pada hal eksplorasi dibutuhkandalam perkembangan motorik serta kemampuan dan kecerdasannya.

4. Selalu Menuntut Anak.
Anak-anak yang terlalu banyak dituntut oleh orang tua sesuai dengan keinginan orang tua tersebut tanpa memberikan kebebasan untuk memilih akan memposisikan anak seperti tidak punya pilihan apa-apa. hal ini akan mengakibatkan anak menjadi tertekan dan tidak berkembang sebagaimana mestinya.

5. Selalu Mengabaikan Permintaan Anak.
Anak-anak yang selalu dituruti permintaannya akan menjadi anak yang manja dan akan beranggapan bahwa setiap apapun yang dia inginkan harus terpenuhi. Akibatnya anak akan menjadi terlalu penuntut, impulsif(mudah melakukan tidakan tanpa perhitungan), egois dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain. Sebagai orang tua anda harus tahu mana permintaan anak yang harus dipenuhi dan mana yang tidak, kapan permintaan itu perlu dipenuhi dan kapan tidak perlu dipenuhi.

6. Tidak Mampu Menjadi Teladan Bagi Anak.
Cara orang tua bersikap, berbicara dan berprilaku akan diadaptasi oleh anak-anaknya. Prilaku anak yang bandel, tidak sopan, tidak menghormati yang lebih tua lebih disebabkan karena memang sejak kecil tidak ada yang bisa dia jadikan sebagai contoh dan panutan yang baik bagi dirinya.

7. Melakukan Kekerasan.
Orang tua yang mendidik anak dengan keras dan kasar akan mengakibatkan sianak kelak akan menjadi orang yang suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh.

8. Tidak Memberikan Kasih Sayang dan Perhatian yang Cukup.
Anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian akan hidup dalam kesengsaraan mental yang mendalam, dan akan merasa dirinya sangat tidak berharga dan anggapan negatif lainnya, dan akibat yang lebih parah lagi adalah dapat memicu dan mendorong mereka untuk mencari pemenuhan hak dan kebutuhan mereka atas semua itu diluar rumah dan sering negatif.

9. Tidak Sepaham antara Ayah dan Ibu.
Ketidak sepahaman antara ayah dan ibu dalam mendidik anak mengakibatkan anak :  tidak mempunyai pegangan dan kecendrungan yang kuat, sehingga tidak bisa memilih dan bingung karena tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.

10. Mengklaim Buruk.
Klaim buruk yang yang dilekatkan pada anak akan menjadikan anak merasa bahwa dirinya adalah diri yang kurang baik dan kurang menarik dan selalu merasa salah dalam setiap apa yang dikerjakannya. Klaim buruk tidak akan membuat anak berhenti melakukan kesalahan itu, tetapi justru membuat anak semakin terpuruk.

11. Terlalu Memanjakan Anak.
Terlalu memanjakan anak akan membawa anak tumbuh dalam kondisi hanya mengenal kemewahan dan kesenangan pribadi semata, tidak mempunyai kepedulian terhadap orang lain. Akibatnya anak akan terbiasa menghamburkan harta dan membelanjakannya hanya untuk kesenangannya semata dan tidak peduli dengan nilai harta serta tidak dapat menggunakan harta yang dimilikinya dengan baik dan benar.

12. Terlalu Berbaik Sangka atau Terlalu Berburuk sangka Terhadap Anak.
Sifat orang tua yang percaya berlebihan kepada anak akan menyebabkan orang tua menjadi anti kritik, dan akan membela mati-matian jika terjadi permasalahan yang menyimpang terhadap anaknya tersebut dan mencari-cara alasan untuk pembenaran prilaku menyimpang si anak tersebut. Sebaliknya orang tua yang terlalu berburuk sangka terhadap nakanya, bahkan berlebihan sehingga keluar dari batas kewajaran akan sangat berdampak buruk pada perkembangan kepribadian anak pada fase selanjutnya. Selalu berprasangka buruk pada niak baik anak , merasa bahwa mereka tidak pernah benar serta tidak ada kepercayaan kepada mereka sama sekali akan memberikan kesan pada anak bahwa mereka dianggap lawan oleh orang tuanya.

13. Pilih Kasih.
Sikap orang tua yang selalu berusaha untuk membeda-bedakan dan pilih kasih kepada salah seorang anak dengan anaknya yang lain, dengan saudaranya, atau dengan orang lain akan mengakibatkan anak anak yang mendapatkan perbedaan perlakuan tersebut akan merasa bahwa dirinya tidak dianggap sebagai bagian penting dalam keluarga. dengan kekecewaan itu, anak akan melampiaskan sikapnya pada hal yang mengganggu hubungan baik di antara anak. Dampak yang lebih buruk lagi adalah terjadi gap kelak dalam keberhasila anak-anak dalam mencapai kesuksesannya.

14. Mendoakan Buruk terhadap Anak.
Doa yang buruk orang tua terhadap anak sering dikabulkan oleh Allah, oleh karena itu bagaimanapun tercela perbuatan anak kita jangan pernah mendoakan yang buruk, tapi berdoalah selalu untuk kebaikannya.

15. Bertengkare dan Berbuat Hal yang Tidak Layak di hadapan Anak.
Kebanyakan kasus kenakalan remaja berawal dari kondisi rumah tangga yang tidak harmonis dan sering melihat pertengkaran kedua orang tuanya, sehingga berpengaruh pada mental dan cara berpikir mereka.

16. Susah Memberi Kesempatan untuk Memperbaiki Kesalahan.
Jika anak melakukan kesalahan maka orang tua harus memberikan kesempatan kepadanya untuk memperbaiki kesalahannya, sehingga anak bisa menjadikan kesalahannya itu sebagai sebuah pelajaran yang sangat berharga agar tidak mengulanginya lagi.

17. Lalai pada Bacaan, Tontonan, dan Pergaulan Anak.
Orang tua sebaiknya menyadari bahwa membaca mampu membentuk pola pikir serta memberi pengaruh positif maupun negatif kepada si anak, oleh karena itu orang tua harus mengawasi dan mengarahkan anak untuk membaca buku-buku yang bermanfaat. Orang tua juga harus mengetahui apa saja yang layak dan apa saja yang tidak layak untuk ditonton anak dan selalu mengawasi dan mengarahkan anak untuk menonton tontonan yang baik. Demikian juga halnya dengan pergaulan anak dengan lingkungan di luar rumah, orang tua harus selalu mengawasi dan mengarahkan tanpa terlalu intervensi.

18. Membuat Anak Minder.
Tanpa disadarai sering orang tua menjadikan anaknya menjadi pribadi yang minder seperti  : tidak mendengarkan anak saat bicara,menghujat mereka saat berbuat salah, menghina kekeliruan tingkah mereka atau menyalahkan mereka saat berbuat kurang tepat dalam menyikapi sesuatu. Hal ini berakibat memberikan rasa malu yang meruntuhkan harga diri anak, merasa diri mereka sebagai pecundang. Akibat selanjutnya adalah sudah dapat dipastikan terciptanya proses komunikasi yang kurang harmonis dan emosional antara orang tua dan anak.

19. Tidak Mendidik Anak Untuk Bertanggung Jawab.
Tanggung jawab sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya, lebih-lebih setelah ia menginjak dewasa yang selalu dituntut tanggung jawab. Sebab jika anak berkembang dengan tidak memiliki rasa tanggung jawab maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.. Oleh karena itu orang tua harus mengajari sedini mungkin anak-anaknya untuk selalu bertanggung jawab pada hal sekecil apapun, sehingga mereka akan terbiasa untuk tanggung jawab yang lebih besar.

20. Salah Mengajarkan Disiplin.
Kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan orang tua saat mengajarkan displin pada anak :
* Memaksakan disiplin pada anak saat orang tua sedang marah.
*. Kalau tidak disiplin maka mesti diberikan hukuman.
* Jangan limpahkan pada orang lain untuk mendisiplinkan anak anda.

Berhati-hatilah dalam bersikap dan mendidik anak, selalu perhatikan perkembangan dan karakter anak, dan berusahalah mendidik anak sebaik mungkin agar kelak dapat menjadi generasi penerus yang dapat diandalkan dan dibanggakan.

Sabda rasulullah SAW. Dari Ibnu Umar ra : "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : kamu sekalian adalah pengembala (pemimpin) dan kamu sekalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpnannya.  Seorang Suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban tantang kepemimpinannya. seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuan/majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya". (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Referensi :
1. Muslich Shabir, Terjemah Riyaddhus Shalihin I, Penerbit PT. Karya Toha Putra, Semarang , 2004.
2. Ali Hasan Az-Zhecolany, Penerbit Diva Press, Yogyakarta,2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar